Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Segeralah Hidup

Pada mulanya dia adalah anak kecil yang terkenal lugu dan pendiam. Terkenal sedikit cerdas namun hanya dalam sekala kelas anak desa. Dikatakan cerdas hanya karena bersanding dengan anak-anak satu desa. Seperti ungkapan pepatah "Semuanya itu relatif" sehingga orang bisa dikatakan cerdas hanya jika dilingkungannya dia orang yang paling tidak bodoh. Anak itu memang benar Tumbuh besar dalam lingkungan yang agamis dan sedikit purba. Dibesarkan oleh keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang ibu pesantren dan ayah anak kuliahan belum tuntas. Tuhan tidak akan merubah nasib kita kalau tidak kita sendiri yang akan merubahnya. Dari paragraf pertama diatas aku hanya menceritakan sebagian dari cerita anak desa saja. Cerita satu pargraf itu bukanlah sebuah takdir yang tidak bisa dirubah. Oh maaf, salah. Lebih tepatnya cerita itu bukan lah cerita yang akan datar dan bisa kita tebak akhir ceritanya. Seperti sang anak kemudian melanjutkan se...

Hidup dalam aliran kopi

Seperti seorang sastrawan yang mengatakan bahwa ide itu hidup. Mereka memiliki kaki kaki yang membawa mereka berjalan-jalan. Menghampiri otak-otak manusia yang kerap mau berfikir. Ketika ide tidak diikat maka dia akan kembali berjalan mencari otak-otak yang lebih layak memiliki. Malam dan warung kopi kerap kali dijadikan oleh beberapa kalangan untuk mencari sebuah inspirasi. Warung kopi adalah tempat yang paling asik dalam mencari ide dan meluapkan ide-ide yang sudah mampir di otak kita. Saling berbagi dan melepaskan segala hal yang saat itu tertahan. Tertahan menjadi gumpalan-gumpalan yang yang menjadi masalah. baca juga : https://rausanku.blogspot.com/2018/06/pribadi-yang-amnesia.html Sebuah topik pembicaraan yang susah untuk dikeluarkan akan lebih mudah diucapkan selepas seduhan kopi. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan kelompok dengan membicarakannya di atas meja warung kopi dan seduhan aliran kopi. Selamat menangkap ide dan menyelesaikan masalah-masalahmu di setia...

Sedikit aku untuk NUku 2

Dalam masalah kaderisasi di NU, NU masih lebih suka mengangkat putra kiyai NU daripada aktivis nahdliyyin yang mempunyai kompetensi. Hal itu membuat NU tidak jauh berbeda dengan nepotisme yang ada dalam area institusi-intitusi di Indonesia baik negeri maupun swasta. Kurangnya apresiasi NU untuk putra putri nya yang berprestasi membuat beberapa kader NU yang menolak untuk mengabdi di NU. Mas anshori menyampaikan bahwa kurangnya budaya menulis dalam kader nahdliyyin ini sangat disayangkan oleh KH Muchit Muzadi. Terlihat bahwa hanya beberapa saja kader nahdliyyin yang menulis buku khususnya yang membahas NU dan ulama NU. Padahal banyak penulis luar negeri seperti greg vally dan greg barton yang menulis buku menegenai gus dur atau KH Muchit Muzadi yang notabenya merek bukan orang NU. Menurut KH Muchit Muzadi tulisan tentang NU yang ditulis oleh penulis non NU hanya dengan kacamata metodologi penelitian akan memiliki rasa yang berbeda dengan yang ditulis oleh penulis NU yang menegenal ...

Sedikit aku untuk NUku

Mengenai kesejahteraan yang masih sangat rendah dikalangan nahdliyyin masih disebabkan oleh karakter NU yang masih belum bisa berbaris dalam berorganisasi. Pemahaman organisasi yang masih sangat minim dikalangan pengurus NU diwilayah ranting yang sering kali membuat instruksi kaderisasi masih belum bisa sejalan lurus dan satu frame secara utuh. Kecenderungan kiyai NU yang lebih suka mengurusi masalah yang sebenarnya tidak berdampak besar dalam masyarakat. Seperti perbedaan fikih dalam beribadah, syiahisasi dan kristenisasi lebih sering dibahas daripada permasalahan kesejahteraan umat. Bisa dilihat lembaga-lembaga kemasyaraktan NU banyak yang tidak berjalan maksimal atau bahkan tidak berjalan sama sekali.

Islam Nusantara dan Gerakannya

Berawal dari sebuah pertanyaan sisa-sisa diskusi islam nusantara di pra PKD kemarin. Menurut statment salah satu peserta PKD bahwa islam nusantara yang dijadikan patron oleh PBNU sejak muktamar 2015 di jombang kemarin tidak bisa membawa perubahan sosial hingga saat ini 2017. Bahkan diawal munculnya gagasan islam nusantara ini malah sempat menimbulkan kegaduhan baru. Dirasa ilsam nusantara malah semakin menambah sekat-sekat golongan dalam islam. Menurut mas anshori (dosen IAIN Jember) gagasan islam nusantara sebenarnya sama dengan islam rahmatan lil alamin yang diusung oleh PBNU dimasa kepemimpinan KH Hasyim Muzadi. Sebuah konsep pemahaman ajaran islam yang dikontekstualkan dengan nilai-nilai sosial masyarakat indonesia sehingga kehadiran islam bisa membawa sebuah kedamaian dan ketentraman bagi masyarakat indonesia secara menyeluruh tanpa membedakan suku, ras dan agama.