WAJAH KESEHATAN INDONESIA
Beberapa hari yang lalu
saya menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit disaalah satu rumah sakit
suasta di kota jember. Dia sedang sakit dan di bawa ka rumah sakit tersebut
sejak hari kamis dan disuruh okname sama dokter setalah sudah diperiksa dan
dinyatakan terserang penyakit TBC. Pada hari rabu pagi aku menjenguknya, dia
sudah agak baikan sehingga udah diperbolehkan keluar oleh dokter yang
memeriksanya. Setelah ngobrol banyak diruangan tempat dia okname, ternyata salah
satu alasan dia sudah tidak ingin di RS adalah karena biaya yang terlampau
mahal dan pelayanan yang tidak jelas oleh para perawat disana. Mulai dari
permasalahan infus, suntik yang tidak jelas tujuannya atau bisa dibilang tidak
ada kejelasan oleh perawat terhadap keluarga pasien, hingga permasalah hasil
pemeriksaan mengenai penyakit yang sebenarnya sedang diderita olehnya.
Sahabatku menjelaskan
bahwa hasil pemeriksaan dokter tidak jelas, “katanya sih TBC, tapi aku nggak
yakin soalnya aku pernah sakit TBC dan rasanya gak kayak gini. Aku habis ini
pengen periksa lagi ke tempat spesialis paru-paru. Biar tau lebih pasti
penyakitnya, lagian disini pelayanannya tidak jelas” terangnya ketika ngobrol
sama aku. Pelayanan yang tidak jelas ini ternyata juga ditambahi dengan
mahalnya biaya yang harus dibayar buat biaya periksa, obat dan okname selama
tujuh hari disana. “kalau biayanya mahal tapi pelayanannya bagus sih tidak
apa-apa, tapi ini pelayanannya tidak jelas. Masa Cuma hanya minta benerin
plester buat infuse yang lepas aja sampai berkali-kali nemuin perawatnya dan
pada akhirnya tetep tidak ada yang ngurus. Perawat yang ngasih obat juga pas
dianya obatnya bat apa gak bisa jawab dan pergi kemudian kembali lagi, baru
bisa ngejelasin untuk apa obatnya tadi. Itu kan aneh” terang salah seorang
keluarga yang menjaganya.
Fenomena permasalahan
kesehatan mulai dari pelayanan puskesmas, rumah sakit klinik dokter bukan lagi
sebuah permasalahan yang baru. Apalagi adanya kasus faksin palsu yang membuat
ironis wajah kesehatan indonesia saat ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya
mencoba memahami bagaimana fenomena ini bisa terjadi, berlatar belakang apakah
hal semacam ini. Dan hal apa yang seharusnya mulai kita kerjakan dari sekarang
agar hal semacam itu tidak terjadi lagi, dan membuat sebuah perubahan di wajah
kesehatan indonesia.
Saya yang merupakan
mahasiswa teknik yang kurang begitu faham masalah kesehatan akan mencoba
memberikan komentar permasalahan ini dari segi yang lain (bukan dari segi
kesehatan). Bagaimana pun juga mereka yang bekerja dikementrian kesehatan, di
rumah sakit, puskesmas dan dokter dokter yang mempunyai klinik pasti dulunya
pernah mengenyam pendidikan baik di universitas maupun sekolah tinggi
kesehatan. Melihat dunia pendidikan kesehatan yang semakin mahal dan cukup
menguras uang serta kehidupan hedon dan individualisme yang mulai berkembang di
kalaangan mahasiswa serta kurangnya pendidikan agama dan doktrin-doktrin agama
mengenai pentingnya sebuah kejujuran, orientasi kehidupan dan pentingnya punya
sifat sosial. Hal hal diatas ini lah yang saya rasa menjadi bebrapa penyebab
terbentukanya kekeacauan sistem yang ada dalam dunia kesehatan saat ini.
Atau mungkin kalian yang menjadi mahasiswa kesehatan
mempunyai jawaban yang lebih baik dan jauh lebih ilmiyah dari pada jawaban saya
yang hanya berdasarkan pengamatan lingkungan saat ini. Karena yang membuat saya
tertarik untuk menulis permasalahan ini adalah karena kesehatan sangat penting
bagi manusia, dan negara bisa dikatakan merdeka ketika kesehatan itu tidak
alagi menjadi barang dagangan yang dipergunakan untuk kekayaan semata.
Komentar
Posting Komentar
081249285161