Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Sedikit aku untuk NUku 2

Dalam masalah kaderisasi di NU, NU masih lebih suka mengangkat putra kiyai NU daripada aktivis nahdliyyin yang mempunyai kompetensi. Hal itu membuat NU tidak jauh berbeda dengan nepotisme yang ada dalam area institusi-intitusi di Indonesia baik negeri maupun swasta. Kurangnya apresiasi NU untuk putra putri nya yang berprestasi membuat beberapa kader NU yang menolak untuk mengabdi di NU. Mas anshori menyampaikan bahwa kurangnya budaya menulis dalam kader nahdliyyin ini sangat disayangkan oleh KH Muchit Muzadi. Terlihat bahwa hanya beberapa saja kader nahdliyyin yang menulis buku khususnya yang membahas NU dan ulama NU. Padahal banyak penulis luar negeri seperti greg vally dan greg barton yang menulis buku menegenai gus dur atau KH Muchit Muzadi yang notabenya merek bukan orang NU. Menurut KH Muchit Muzadi tulisan tentang NU yang ditulis oleh penulis non NU hanya dengan kacamata metodologi penelitian akan memiliki rasa yang berbeda dengan yang ditulis oleh penulis NU yang menegenal ...

Sedikit aku untuk NUku

Mengenai kesejahteraan yang masih sangat rendah dikalangan nahdliyyin masih disebabkan oleh karakter NU yang masih belum bisa berbaris dalam berorganisasi. Pemahaman organisasi yang masih sangat minim dikalangan pengurus NU diwilayah ranting yang sering kali membuat instruksi kaderisasi masih belum bisa sejalan lurus dan satu frame secara utuh. Kecenderungan kiyai NU yang lebih suka mengurusi masalah yang sebenarnya tidak berdampak besar dalam masyarakat. Seperti perbedaan fikih dalam beribadah, syiahisasi dan kristenisasi lebih sering dibahas daripada permasalahan kesejahteraan umat. Bisa dilihat lembaga-lembaga kemasyaraktan NU banyak yang tidak berjalan maksimal atau bahkan tidak berjalan sama sekali.

Islam Nusantara dan Gerakannya

Berawal dari sebuah pertanyaan sisa-sisa diskusi islam nusantara di pra PKD kemarin. Menurut statment salah satu peserta PKD bahwa islam nusantara yang dijadikan patron oleh PBNU sejak muktamar 2015 di jombang kemarin tidak bisa membawa perubahan sosial hingga saat ini 2017. Bahkan diawal munculnya gagasan islam nusantara ini malah sempat menimbulkan kegaduhan baru. Dirasa ilsam nusantara malah semakin menambah sekat-sekat golongan dalam islam. Menurut mas anshori (dosen IAIN Jember) gagasan islam nusantara sebenarnya sama dengan islam rahmatan lil alamin yang diusung oleh PBNU dimasa kepemimpinan KH Hasyim Muzadi. Sebuah konsep pemahaman ajaran islam yang dikontekstualkan dengan nilai-nilai sosial masyarakat indonesia sehingga kehadiran islam bisa membawa sebuah kedamaian dan ketentraman bagi masyarakat indonesia secara menyeluruh tanpa membedakan suku, ras dan agama.